BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN OBAT
Obat
dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis,
mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan
( Ansel. 1989).
Selain
itu ada beberapa pengertian tentang obat diantaranya :
1)
Menurut Dr. Med. Ahmad Ramali
Obat adalah senyawa
atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit.
2)
Menurut Prof. Dr. Rudi Syarief
Sumadilaga
Obat adalah suatu zat
kimia yang mempengaruhi proses – proses hidup.
3)
Menurut Dra. Arini Setiawati, PhD
Obat adalah setiap zat
kimia yang dapat mempengaruhi proses – proses hidup.
4)
Menurut Undang – undang No. 7 tahun 1963
Obat
adalah obat yang dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari binatang, tumbuh –
tumbuhan, mineral dan obat sintetis.
Selain itu dikenal juga obat tradisional dan obat
kelompok fitoterapi. Obat tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sedian sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. (
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan ).
Sedangkan obat kelompok fitoterapi adalah sedian obat
dari bahan alam, terutama dari alam nabati yang telah jelas khasiatnya dan
bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi
persyaratan minimal, sehingga terjamin keseragaman komponen aktif, keamanan dan
kegunaannya. ( Depkes RI, 1985 ).
B. BENTUK OBAT
1.
Obat
Tablet
Tablet adalah sedian farmasi yang padat, berbentuk
bundar dan pipih atau cembung rangkap.
Bentuk ini paling banyak beredar di Indonesia disebabkan
karena bentuk “tablet” adalah bentuk obat yang praktis dan ekonomis dalam
produksi, penyimpanan dan pemakaiannya. Pembuatan tablet ini selain diperlukan bahan obat juga diperlukan zat
tambahan, yaitu :
-
Zat
pengisi untuk memperbesar volume tablet.
Misalnya : saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii
Phoshas, Calcii Carbonas dan zat lain yang cocok.
-
Zat
pengikat ; dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.
Biasanya
digunakan mucilage Gummi Arabici 10-20 % (panas), Solution Methylcelloeum 5 %
-
Zat penghancur, dimaksudkan agar tablet
dapat hancur dalam perut.
Biasanya
digunakan : Amylum Manihot kering, Gelatinum, Agar- agar, Natrium Alginat
-
Zat
pelican, Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. Biasanya
digunakan Talcum 5 %, Magnesii Streras, Acidum Strearicum
Pengertian
lainnya yaitu merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung
satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
Ø Jenis –jenis tablet
a) Tablet
Kempa
Paling
banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi bentuk serta penandaannya tergantung
design cetakan.
b)
Tablet Kompresi
Adalah
tablet yang dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan
ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya diberi tambahan sejumlah bahan pembantu.
Contohnya : Bodrexin.
c)
Tablet Kompresi Ganda
Adalah tablet kompresi
berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan. Contohnya : Decolgen .
d) Tablet
Trikurat
Tablet
kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris dan biasanya mengandung
sejumlah kecil obat keras . Sudah jarang ditemukan.
e) Tablet
Hipodermik
Tablet yang dibuat dari
bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat
sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
f) Tablet Sublingual
Dikehendaki
efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
g) Tablet
Bukal
Tablet
yang digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
h) Tablet
Efervescen
Yaitu tablet berbuih
dilakukan dengan cara kompresi granulasi yang mengandung garam-garam effer
adalah bahan bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air.
Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket
tertulis “tidak untuk langsung ditelan”. Contohnya:
CDR.
i)
Tablet Diwarnai Coklat
Tablet
ini menggunakan coklat untuk menyalut dan mewarnai tablet, misalnya dengan
menggunakan oksida besi yang dipakai sebagai warna tiruan coklat.
j) Tablet Kunyah
Tablet yamg cara
penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah
ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak. biasa digunakan untuk
tablet anak atau pada beberapa multivitamin. Contohnya: Fitkom.
k)
Tablet Salut Gula
Ini merupakan tablet
tablet kempa yang terdiri dari penyalut gula. Tujuan penyalutan ini adalah
untuk melindungi obat dari udara dan kelembapan serta member rasa atau untuk
menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bau bahan obat. Contohnya : Pahezon, Arcalion .
l) Tablet Salut Selaput
Tablet ini disalut
dengan selaput yang tipis yang akan larut atau hancur di daerah lambung usus. Contohnya : Fitogen.
m) Tablet
Hisap
Digunakan untuk
pengobatan local disekitar mulut. Contohnya
: Ester C, Biovision Kids
n) Tablet Salut Enteric
Tablet yang disalut
dengan lapisan yang tidak atau hancur dilambung tapi di usus.
2.
Obat
Kapsul
Kapsul menjadi salah satu
sediaan farmasi yang diproduksi oleh industri maupun apotek. Kapsul
didefinisikan sebagai sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang dapat dibuat dari pati, gelatin, atau
bahan lainnya yang sesuai.
Kapsul telah digunakan sejak abad 19.
Salah satu masalah farmasis yang muncul pada abad 19 adalah rasa dan bau yang
tidak enak dari obat herbal, sediaan dan pelayanan yang kurang baik bagi
pasien. Banyak sediaan baru diciptakan agar obat lebih enak dikonsumsi. Sediaan
yang paling diminati adalah kapsul gelatin. Kapsul gelatin pertama kali di
patenkan oleh F.A.B .Mothes , mahasiswa dan Dublanc, seorang farmasis . Paten
mereka diperoleh pada tahun 1834, meliputi metode untuk memproduksi kapsul
gelatin yang terdiri dari satu bagian , berbentuk lonjong, ditutup dengan
setetes larutan pekat gelatin panas sesudah diisi. Penggunaan kapsul gelatin
ini menyebar bahkan diproduksi oleh banyak Negara di eropa dan amerika.
Kapsul gelatin memiliki banyak
keunggulan dibanding sediaan obat lainnya. Kapsul gelatin tidak berbau, tidak
berasa dan mudah digunakan karena saat terbasahinya oleh air liur akan segera
diikuti daya bengkak dan daya larut airnya. Pengisian ke dalam kapsul
disarankan untuk obat yang memiliki rasa yang tidak enak atau bau yang tidak
enak. Kapsul yang dimpan dalam lingkungan yang kering menunjukkan dayha tahan
dan kemantapan penyimpanan yang baik dan dengan teknologi modern, pembuatannya
lebih mudah dan cepat serta ketepatan dosis lebih tinggi daripada tablet. Cara
pengisian kapsul juga tidak perlu memperhitungkan adanya perubahan sifat
material asalnya dan pelepasan zat aktifnya.
Selain gelatin, cangkang kapsul juga
dapat dibuat dari pati dan tepung gandum dan digunakan untuk mewadahi bahan
obat berbentuk serbuk. Kapsul pati ini, memiliki silinder tertutup satu muka
atau mangkuk kecil (garis tengah 15-25 mm dan tinggi 10 mm). Walaupun tercantum
dalam farmakope, tapi peranannya sampai saat ini tidak ada.
Apabila
diambil kesimpulan maka kelebihan dari kapsul adalah :
1. Cukup
stabil dalam penyimpanan dan transportasi
2. Dapat
menutupi rasa dan bau yang tidak enak
3. Tepat
untuk obat yang teroksidasi dan mempunyai bau dan rasa yang tidak enak
4. Bentuk
kapsul mudah ditelan dibanding bentuk tablet
5. Bentuknya lebih praktis dan menarik.
6. Bahan obat dapat cepat hancur dan larut di dalam perut
sehingga dapat segera diabsorpsi
7. Menghindari
kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
3.
Obat
Kaplet
Kaplet (kapsul tablet) adalah bentuk tablet yang dibungkus dengan lapisan gula
dan biasanya diberi zat warna yang menarik.
Bentuk dragee ini selain supaya bentuk tablet lebih
menarik juga untuk melindungi obat dari pengaruh kelembapan udara atau untuk
melindungi obat dari keasaman lambung. Kaplet
pun merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval
seperti kapsul.
4.
Obat Cair
Merupakan sedian cair
yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan
dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak
dimasukan dalam golongan produk lainnya. Cara penggunaannya yaitu larutan oral
(diminum) dan larutan topical.
Formula
obat berbentuk cair tidak hanya mudah ditelan tapi juga bisa diberi tambahan
rasa. Kebanyakan formula obat untuk anak dibuat dalam bentuk ini. Beberapa
jenis suplemen (seperti vitamin E) juga dibuat dalam bentuk cair agar lebih
mudah dipakai di kulit. Tetes mata atau obat batuk merupakan jenis lain dari
obat bentuk cair.
a.
Emulsi
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
b.
Guttae (Obat
Tetes)
Merupakan
sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat
dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang
disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain:
Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut), Guttae Auriculares (tetes
telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
c.
Suspensi
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
d.
Injectiones
(Injeksi)
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi
atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta
dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar